Eat, Sleep, And Love Part 1

January 8, 2015 Category : CatPer
Eat, Sleep, And Love Part 1

Seperti yang sudah-sudah kemarin, kami mengawali hari dengan packing alias beberes buat pindahan (lagi). Kali ini pindahannya agak jauh ke Ubud. Tapi sebelum pindahan, kami sempatkan dulu belanja sedikit titipan yang belum kebeli di pasar dekat Pantai Legian (lupa nama pasarnya apa). Sebenernya saya malas sih ke pasar karena 90 persen oleh-oleh sudah terbeli. Malas nawar dan ngotot-ngototan intinya. Tau sendiri lah pasar di tempat wisata suka ngga kira-kira kasih harganya.

Di pasar kami beli celana bali dan bantal leher, yang terakhir ini belinya dadakan alias kepengen laper mata karena ngga ada rencana. Di pasar kami tega-tegain nawar rendah, seperti halnya banyak tips-tips yang sudah pernah saya baca kalo bebelian di tempat wisata. Yah walopun masih meleset dari harga yang diinginkan tapi paling tidak ngga nyesek-nyesek amat karena harganya ngga terlalu mahal.

Selesai belanja, kami pulang ke hotel, balikin motor, and go to Ubud. Harus menyiapkan mental nih buat duduk bonceng motor dua jam perjalanan, panas, sambil mangku koper di depan perut yg menggendut. Agaknya ujian cukup berat buat ke Ubud tapi tak apalah demi menikmati liburan. Sempat beberapa kali berhenti karena capek boncengan tapi itu gak jadi masalah.

Setelah dua jam perjalanan melewati jalanan perkotaan dan pedesaan tibalah kami di Ubud. Yang ada di bayangan saya, Ubud adalah desa kecil penuh sawah-sawah asri dengan penginapan di tengah sawah. Tapi ternyata macet juga seperti halnya di Kuta atau Legian. Banyak toko souvenir, tempat makan, cafe, sampai tempat ngebir di sepanjang jalannya. Tapi yang membedakan adalah di Ubud ada beberapa museum yang berdekatan dan juga galeri lukisan. Sayangnya saya belum sempat kesana karena sempitnya waktu.

Sampai di Ubud kami akan tinggal di Ladera Villa. Sempat nyasar nyari dimana letak villa nya tapi untungnya ketemu juga. Di fotonya, villa ini keliatan baguuuusss banget dan ternyata aslinya emang seindah fotonya (nanti bagian yang ini saya ceritakan sendiri ya). Saking noraknya, saya sama suami foto-foto dulu beberapa saat di sini.

Selesai melepas lelah, perut udah mulai keroncongan (maklum bumil!). Akhirnya cuss kita cari makan. Pilihannya jatuh ke tempat makan Bebek Bengil Dirty Duck di Ubud. Nama restonya ngga asing kayak hampir tiap hari liat, eh ternyata saya suka liat resto ini di Menteng yang deket lampu merah Menara Mandiri. Disini tempatnya enak, saran saya ambil tempat di belakang yang lesehan. Kenapa? Suasananya enak, adem, asri karena bisa sambil liat pemandangan. Ada kolam ikan, taman, patung, dan juga sawah. Yang mau foto-foto juga dijamin puas.

Menu makan disini juga ngga cuma bebek lho, ternyata ada ayam dan makanan western. Satu porsinya lumayan juga harganya, di atas 100ribu tapi ternyata porsinya banyak banget. Jadilah saya pesan satu porsi plus tambahan nasi, urap, dan minuman. Bebeknya enak, empuk dan kriuk-kriuk. Yang mantap lagi adalah sambelnya, ada sambel matah khas Bali yang pedesnya mantap. Dijamin seger deh. Selesai makan saya sempetin deh tuh foto-foto narsis di sawah belakangnya.



Comments

© Copyright 2023. trackpacking.com