loader
Catatan Perjalanan

Keindahan Wisata Flores – Eksplorasi Flores 2014

Keindahan Wisata Flores  – Eksplorasi Flores 2014

Langit jingga itu serasa menghangatkan perpisahan dengan keluarga kami yang mendoakan di rumah dan yang mengantarkan kami ke bandara udara Soekarno-Hatta. Kami, tim dari Palabsky atau sering disebut Pecinta Alam SMA Labschool Kebayoran akan melaksanakan kegiatan eskplorasi di kawasan Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Kami menyelesaikan segala urusan di bandara, kami pun segera menuju gate F6 untuk menunggu pesawat kami siap. Pukul 20:30 pesawat Garuda Indonesia penerbangan GA 4026 kami pun take off, dengan tujuan akhir kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, tempat kami akan melakukan eksplorasi tahun ini. Di Pulau Flores kami mengunjungi beberapa objek wisata seperti Gunung Kelimutu, Dusun Wae Rebo, dan Kepulauan Komodo.

Gunung Kelimutu

Mentari belum menampakkan dirinya tetapi kami sudah mempersiapkan diri, kondisi masih gelap, udara dingin menusuk tulang, tak mematahkan semangat kami berangkat menuju kaki Gunung Kelimutu.Daya tarik gunung ini adalah keberadaaan Danau Kelimutu atau sering disebut Danau Tiga Warna. Warna danau ini bisa berubah-ubah seiring waktu dikarenakan fluktuasi kandungan mineral dalam danau tersebut.Perjalanan mendaki Gunung Kelimutu ini medannya tidak terlalu sulit, dan sudah terdapat beberapa fasilitas yang dapat membantu kita sampai ke puncak. Sedikit lelah, tetapi kami berhasil sampai puncak sebelum matahari terbit, tetapi yag kami lihat hanyalah selimut kabut tebal. Akhirnya matahari menampakkan dirinya dan mulai menghilangkan kabut tebal yang menyelimuti arah pandang kami. Danau kelimutu yang berwarna kehijauan mulai menampakkan pesonanya, dengan udara dingin khas pegunungan membuat suasana menjadi sangat indah dan berkesan.

Dusun Wae Rebo

Setelah pendakian kami di Gunung Kelimutu,  kami menuju kabupaten Manggarai untuk mendaki menuju Dusun Wae Rebo. Bis kami mengantarkan hingga ke Denge, tempat memulai pendakian menuju Wae Rebo. Kami menghabiskan sekitar tiga jam untuk mendaki medan yang menanjak melewati hutan yang berselimutkan kabut. Saat kami berada di desa WaeRebo,desa itu sangat indah,rumah-rumahdisana merupakan sisa-sisa kebudayaan Manggarai yang sudah langka. Rumah tersebut dinamakan Mbaru Niang berbentuk kerucut berdiameter 10 meter dan tinggi 10 meter yang terbuat dari daun lontar

Sangat terasa suasana kebersamaan yang sangat erat di desa yang kecil itu.Desa yang penghuninya keluar desa hanya untuk menjual kopi yang menjadi mayoritas penghasilan penduduk desa itu,dan kembali dengan membawa bahan pangan.Kami dijamu dengan ritual Waelu yang dilaksanakan dirumah kepala desa sebagai upacara penerimaan tamu.Setelah ritual kami berbincang-bincang dengan masyarakat Wae Rebo. Lalu datangah waktu makan siang kami bersama-sama memakan makan siang disana, terkesan sederhana, tetapi itu nikmat sekali dengan suasana kekeluargaan khas Wae Rebo. Setelah makan siang, kami melihat-lihat kerajinan tangan mereka, ada banyak sekali, mulai dari gelang, kain, sarung, kopi, cabai, hingga rokok.Dengan harga yang memang relatif lebih murah dari yang dijual dipasaran.Menjelang sore hari kami berpisah dengan anak-anakkecil yang ramah yang telah bermain bersama kami dan seluruh masyarakat Wae Rebo. Kami pun memulai perjalan menuruni gunung ini, gunung yang menyimpan kehidupan yang sangat harmonis di atasnya. 

Kepulauan Komodo

Objek wisata yang terakhir kami datangi ialah Kepulauan Komodo. Pemandangan yang indah berupa laut yang biru dan pantai pasir putih terlihat koral-koral yang membentang sepanjang mata memandang, keindahan alam yang tidak ada duanya. Keindahan yang tidak pernah kita temukan di kota-kota. Kami berlayar menuju pulau rinca, disana kami akan melihat komodo langsung di habitat mereka. Di Pulau Rinca panas pun cukup terik menyerang kami  tanpa ada banyak pohon disekitar. Tetapi, sekali lagi derita kami terbalas hasil yang sangat pantas, seekor bangkai kerbau yang sedang menjamu para komodo yang kelaparan.

Para ranger yang menemani kami berkata ‘fenomena komodo sedang makan itu tak sering terjadi, hanya kadang-kadang bila beruntung pengunjung dapat melihatnya’kamipun merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan itu. Puas dengan melihat-lihat komodo, kami pun kembali ke kapal dengan perasaan senang.Hari sudah cukup sore, nahkoda kami berkata bahwa kita sudah harus mencari laut yang airnya cukup tenang untuk istirahat malam.

Pagi hari pun menyongsong. Kami langsung berlayar lagi ke pink beach. Mengapa demikian disebut pink beach, karena warna merah muda di pantai ini diakibatkan oleh pasir putih yang diatasnya bertebaran puing-puing koral berwarna merah yang hancur karena terbawa arus laut, maka jadilah merah muda. Di daerah situ kami melakukan diving dan snorkeling. Keindahan bawah laut ini pun tak berhenti  mengindahkan mata kami, ikan bergerombol dengan warna-warni, koral yang indah dimana ikan-ikan keluar masuk, hingga ikan-ikan kecil yang suka melompat-lompat keatas laut. Sangat puas bermain-main di lautan, kami mulai berlayar kembali ke Labuan Bajo, kembali kepenginapan, lalu kami mengitari Labuan Bajo untuk berbelanja souvenir untuk sanak saudara dirumah.

Esok harinya kami habiskan dengan banyak beristirahat, beberapa dari kami sudah cukup lelah, namun puas dengan pengalaman kami di Pulau Flores, permata nusa tenggara. Sungguh sederhana pulau ini, tapi keindahannya tak tergantikan. Tak bias dipungkiri kerinduan kami dengan tempat seindah ini ketika sampai di Jakarta nanti, tapi kami harus pulang. Terima kasih kepada Tuhan telah menjaga kami selama di sana.

 

Teks : Rayhan dan Hanif

Dokumentasi : Tim Palabsky